Ibnu Qoyim, Achmad Alga Fiqi (2017) TINJAUAN FIQH MAWARIS TERHADAP PEMBAGIAN WARIS ADAT SISTEM BILATERAL INDIVIDUAL (Studi Kasus di Desa Lubuk Rukam Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu).[SKRIPSI]. Diploma thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
ACHMAD ALGA FIQI IBNU QOYIM (12140002).pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Hukum waris Islam bagi seorang muslim mempunyai kedudukan yang utama dibandingkan dengan hukum waris lainnya, sebab sudah jelas hukum waris tersebut telah disyariatkan dalam Al-Qur‟an maupun As-Sunnah (bahkan merupakan hal yang wajib dilaksanakan). Mengenai pelaksanaan pembagian waris pada masyarakat Desa Lubuk Rukam Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, masyarakat desa tersebut mengkhususkan untuk anak laki-laki atau perempuan tertua yang mendapatkan harta waris yang lebih banyak dari saudara-saudaranya. Dalam pembagian harta waris inilah yang menjadi pembeda dan ciri khusus dari pembagian harta waris masyarakat desa Lubuk Rukam dengan hukum kewarisan Islam. Maka dari itu, penulis tertarik untuk memberi judul tulisan ini dengan judul “Tinjauan Fiqh Mawaris Terhadap Pembagian Waris Adat Sistem Bilateral Individual (Studi Kasus Di Desa Lubuk Rukam Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu)”. Metode yang dipakai untuk penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yaitu field research (penelitian lapangan) dan ditunjang dengan library research (studi kepustakaan). Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif, lalu disimpulkan secara deduktif. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan. Adapun sumber-sumber sekunder dalam penulisan skripsi ini ialah literatur atau buku-buku fiqh-fiqh lainnya. Teknik menganalisis data dan materi yang disajikan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menguraikan atau menjelaskan seluruh permasalahan dengan sejelas-jelasnya, kemudian uraian tersebut akan disimpulkan secara deduktif yaitu menarik pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke khusus, sehingga pemahaman hasil penelitian dapat dengan mudah dipahami. Hasil dari penelitian menurut hukum adat pendapat Ulama dan Tokoh Adat di Lubuk Rukam tentang Proses Pelaksanaan Pembagian waris menurut Adat Bilateral Individual adalah setelah anaknya menikah dan dikala pewaris telah meninggal dunia harta warisan telah ditentukan menurut adat kebiasaan didalam sistem kewarisan adat masyarakat. Apabila anaknya belum baligh maka ditangguhkan setelah anak tersebut menikah, apabila harta warisan akan dibagi maka yang menjadi pembagi harta warisan yaitu orang tua yang masih hidup (janda atau duda) sendiri. Untuk mendapatkan solusi terbaik pembagian waris ini mengkhususkan untuk anak laki-laki atau perempuan tertua yang mendapatkan harta waris yang lebih banyak yang berupa harta pusaka atau rumah turun temurun dari saudara-saudaranya yang mendapatkan harta warisan sama rata bagiannya karena anak tertua lebih banyak mengetahui tentang harta yang dimiliki orang tuanya dan disegani oleh adik-adiknya. Oleh karena itu sangat wajar apabila anak tertua dalam suatu keluarga lebih banyak mendapatkan bagian harta warisan dari orang tuanya.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Depositing User: | perpus perpus perpus |
Date Deposited: | 19 Oct 2017 07:13 |
Last Modified: | 19 Oct 2017 07:13 |
URI: | http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/1388 |
Actions (login required)
View Item |