HUKUM ZAKAT RIKAZ MENURUT MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB HANAFI

indah lestari, indah (2018) HUKUM ZAKAT RIKAZ MENURUT MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB HANAFI. Diploma thesis, perpustakaan syariah dan hukum.

[img] Text
BAB I Perbaikan.doc

Download (152kB)
[img] Text
BAB III PERBAIKAN.docx

Download (54kB)
[img] Text
BAB II perbaikan.docx

Download (56kB)
[img] Text
BAB IV PERBAIKAN.docx

Download (49kB)
[img] Text
BAB V PERBAIKAN.docx

Download (28kB)

Abstract

Penelitian ini berjudul, "Hukum Zakat Rikaz menurut Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi”. Dua hal yang diangkat sebagai fokus penelitian. Pertama, bagaimana hukum zakat rikaz menurut mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi. Kedua bagaimana nisab dan Haul dalam zakat rikaz menurut mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hukum zakat rikaz menurut mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi, dan untuk mengetahui nisab dan haul menurut mazhab Syafi’I dan mazhab Hanafi. Metode yang dipakai untuk penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan (Library research). Sumber data yang digunakan adalah sumber data pustaka yang terdiri dari bahan primer, sekunder dan tertier. Bahan hukum primer adalah sumber data pokok yang digunakan sebagai sumber rujukan utama dalam memperoleh data, Al-Qur’an, al-Hadist , kitab Al-umm, karya Imam Syafi’i dan kitab Radd Al-Muhtaar’ Ala Ad-Daril Mukhtar, karya Ibnu Abidin pengikut Imam Hanafi dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Bahan hukum sekunder adalah sumber data yang memberikan penjelasan terhadap data-data primer berupa, majalah, makalah-makalah ilmiah, diktat dan data-data lain yang berkaitan dengan objek penelitian. Adapun bahan hukum tertier adalah sumber data tambahan yang memberikan penjelasan terhadap data-data sekunder berupa website dan artikel. Teknik analisis data adalah mengklasifikasi data yang telah ada, yakni data primer, sekunder, dan data tertier. Setelah data diklasifikasi penulis berusaha menganalisis data primer, sekunder dan tertier. Kemudian setelah di analisis, penulis berusaha menyimpulkan, bahwa harta rikaz itu wajib dikeluarkan zakatnya jika harta tersebut ditemukan memiliki nilai manfaat. Mazhab Syafi’i membagi barang temuan ada dua macam pertama barang temuan yang kecil yaitu, dan jika ditemukan, harta itu harus ditarifkan selama satu tahun. Setelah itu boleh dimakan jika ingin memakanya, baik orang kaya atau miskin (dengan syarat) jika ia ingin memakanya. Jika pemiliknya datang, maka bayarlah. Kedua barang temuan yang besar, mazhab Syafi’i berpendapat jika barang temuan yang tidak bernyawa, dapat dipindahkan, baik orang itu menemukan barang tersebut sedikit banyak, maka ia harus diumumkan selama satu tahun di papan pengumuman. harta rikaz wajib dikeluarkan zakatnya, jika harta tersebut memiliki manfaat, seperti emas dan perak. Sedangkan mazhab Hanafi berpendapat harta rikaz yang wajib dizakatkan itu, yang bisa diolah dan dibentuk, yang bersifat cair seperti minyak bumi tidak diwajibkan. dalam hal nisab haul mereka sependapat tidak perlu menunggu satu tahun kapanpun menemukan wajib mengeluarkan zakatnya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z665 Library Science. Information Science
Depositing User: Fakultas Syariah Hukum
Date Deposited: 21 Nov 2018 04:10
Last Modified: 21 Nov 2018 04:10
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/2364

Actions (login required)

View Item View Item