HUKUM RUJUK DENGAN PERBUATAN DALAM PERSPEKTIF IMAM HANAFI DAN MAJLIS AGAMA THAILAND

Miss Ni-A-Edah Doloh, miss (2018) HUKUM RUJUK DENGAN PERBUATAN DALAM PERSPEKTIF IMAM HANAFI DAN MAJLIS AGAMA THAILAND. Diploma thesis, perpustakaan syariah dan hukum.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI MISS NI-A-EDAH DOLOH (1491500005).pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Skripsi yang berjudul “Hukum Rujuk Dengan Perbuatan Dalam Perspektif Imam Hanafi Dan Majlis Agama Thailand. Hukum rujuk dengan perbuatan disisi Imam Hanafi adalah sah namun berbeda dengan Majlis Agama Thailand yang berpendapat bahwa rujuk dengan perbuatan tidak sah. Kedua pandangan berdasarkan dalil-dalil baik AlQur’an maupun Hadis dan Qiyas. Untuk mengetahui pandangan ini, penyusun tertarik untuk meneliti "Hukum Rujuk Dengan Perbuatan Dalam Perspektif Imam Hanafi Dan Majlis Agama Thailand". Dari latar belakang inilah maka timbul permasalahan : bagaimana pendapat Imam Hanafi tentang rujuk dengan perbuatan, bagaimana pendapat Majlis Agama Thailand tentang rujuk dengan perbuatan, dan bagaimana persamaan dan perbedaan rujuk dengan perbuatan dalam perspektif Imam Hanafi dan Majlis Agama Thailand. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Reseach). Karena data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari berbagai kitab, diantaranya kitab adalah Fiqih Empat Mazhab, AlUmm, Panduan Keluarga Bahagia dan lainnya. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Dasar Hukum Rujuk Dengan Perbuatan Dalam Perspektif Imam Hanafi dan Majlis Agama Thailand dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan HukumRujuk Dengan Perbuatan Dalam Perspektif Imam Hanafi dan Majlis Agama Thailand. Hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa menurut Imam Hanafi rujuk dengan perbuatan sah, tetapi menurut Majlis Agama Thailand rujuk dengan perbuatan tidak sah, dan persamaan dan perbedaan antara pandangan Imam Hanafi dan Mjlis Agama Thailand. Persamaan di antara keduanya dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan pendapatnya mereka mengugunakan dalil Al-Qur’an , Hadis dan Qiyas. Adapun perbedaannya ialah Imam Hanafi berpendapat sah suami rujuk istri dengan perbuatan dengan cara jimak istri yang dithalaq raj’i , baik dengan jimak tersebut dia berniat rujuk maupun tidak . Sedangkan Majlis Agama Thailand berpendapat tidak sah suami rujuk istrinya dengan perbuatan karena rujuk itu sah jika ada saksi, lafal rujuk dan sunnah bagi suami yang merujuk bahwa mendapat persetujuan dari pihak istri terlebih dahulu .

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z665 Library Science. Information Science
Depositing User: Fakultas Syariah Hukum
Date Deposited: 21 Nov 2018 04:10
Last Modified: 21 Nov 2018 04:10
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/2371

Actions (login required)

View Item View Item