BANYAK TERTAWA MENYEBABKAN MATINYA HATI DALAM PERSPEKTIF HADITS

Fajar Gunawan, 12330008 (2017) BANYAK TERTAWA MENYEBABKAN MATINYA HATI DALAM PERSPEKTIF HADITS. Diploma thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img] Text
Fajar Gunawan (12330008).pdf

Download (1MB)
Official URL: http://perpustakaan.ac.id

Abstract

Tertawa muncul secara alami pada manusia, bahkan pada bayi yang baru berusia enam bulan pun terlebih dahulu tertawa daripada berbicara. Hal ini menandakan bahwa tertawa merupakan sifat dasar dari manusia dan memang Allah SWT. yang menciptakan tertawa. Pemicu terjadinya tawa dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti ketika digelitiki, membaca kisah yang lucu, menonton komedi, ataupun ketika mendengar suara yang menggelikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pemahaman kontekstual terhadap hadits tentang banyak tertawa yang dapat menyebabkan matinya hati 2. Mengetahui relevansi tertawa yang dicontohkan oleh Nabi SAW. jika ditinjau dengan ilmu kesehatan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan penelitian kepustakaan, pengumpulan data yang diperoleh dengan penelusuran terhadap sembilan kitab (al-kutub al-tis‟ah). Setelah melakukan penelusuran, penulis menemukan kurang lebih 58 hadits yang dinisbahkan kepada Nabi SAW. (qauli dan fi‟li) mengenai tertawa, yang berhasil penulis kumpulkan menggunakan term tawa. Kemudian penulis menela‟ah sebagian hadits dengan menggunakan metode ma‟anil hadits yang dikemukakan oleh Yusuf Qardhawi, di dalam bukunya yang berjudul Studi Kritis as Sunnah Kaifa Nata‟amalu Ma‟as Sunnati Nabawiyyah, dengan langkah-langkah berikut: 1. Memahami hadits sesuai dengan petunjuk al-Qur‟an, 2. Menghimpun hadits- hadits yang terjalin dalam tema yang sama, 3. Memahami hadits berdasarkan latar belakang (asbabul wurud) dan 4. Memahami makna kalimat yang terkandung dalam hadits. Setelah dilakukan penelitian, maka hasil yang didapat adalah: Pertama, pemahaman kontekstual terhadap hadits tentang banyak tertawa yakni, (tertawa terbahak-bahak atau tertawa yang dilakukan secara berlebih-lebihan) dan tertawa yang dimaksudkan untuk mengejek. Kedua, tertawa yang dicontohkan Nabi SAW. adalah tersenyum dan tertawa (sebatas kelihatan gigi geraham). Dengan demikian ternyata tertawa yang tidak terbahak-bahak atau tertawa yang tidak berlebihan- lebihan dan tertawa yang tidak dimaksudkan untuk mengejek dalam ilmu kesehatan memiliki banyak manfaat, meskipun hanya berupa senyuman.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Depositing User: perpus perpus perpus
Date Deposited: 14 Feb 2019 07:19
Last Modified: 14 Feb 2019 07:19
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/2520

Actions (login required)

View Item View Item