AGUSTINA, RINDA (2016) MAKNA ZULFA MENURUT AHMAD MUSTHAFA AL-MARAGHI (KAJIAN TAFSIR MAUDHU’I) (Skripsi). Other thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
RINDA AGUSTINA_UshTafHadst.pdf Download (490kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul Makna zulfa menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam (kajian tafsir maudhu’i) dalam konteks hubungan peribadatan manusia dan Tuhan-Nya terdapat kata zulfa dalam al-Qur’an. zulfa bersal dari akar kata zalafa (telah dekat) yazlufu ( sedang dekat) zalfan (dekat) zalifan ( orangnya dekat). Al-Qur’an menggunakan kata zulfa untuk menggambarkan pengertian dekat. Dekat dalam konsep al-Qur’an kadang-kadang berkaitan dengan tempat atau jarak antara dua waktu yang berbeda. Sebagaimana dikatakan oleh orang-orang musyrik bahwa mereka tidak menyembah berhala melainkan supaya berhala itu mendekatkan mereka kepada Allah dengan sedekat-dekat-Nya. Kata zulfa terdapat dala Mu’jam sebanyak 5 ayat. Dalam ayat tersebut membicarakan tentang cara mendekatkan diri kepada Allah yang baik dan benar dan juga yang salah. Adapun rumusan masalah: 1. Apa makna zulfa dalam al-Qur’an? 2. Bagaimana makna zulfa menurut al-maraghi ? Penelitian ini mengunakan metode tafsir maudhu’i, yaitu sebuah metode penafsiran yang menetapkan masalah yang akan dibahas (tema), menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan tema, menyusun urutan ayat sesuai dengan masa turunnya disertai dengan mengetahui asbabun nuzul, memahami munasabah (kolerasi) ayat dalam suratnya masing-masing, menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurnah ( outline), menjelaskan dengan hadits-hadits Nabi Saw yang relevan dengan pokok bahasan, dan memberikan uraian dan penjelasan ayat-ayat dengan mengunakan ilmu-ilmu bantu yang berhubungan dengan masalah, sehingga semuanya menjadi satu muara tanpa perbedaan. Dari uraian dan penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu: Dari kata zulfa (dekat) menurut Al-Maraghi bahwa mereka tidak menyembah berhala, melainkan berhala tersebut adalah Allah yang mereka lambangkan sebagai sesembahan mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekat-Nya. Karena mereka menganggap Allah Swt itu terlalu tinggi untuk mereka sembah dan mereka mengatakan bahwa Tuhan Yang Maha Besar terlalu Agung untuk di sembah secara langsung oleh manusia. Akan tetapi cara mereka salah, karena anggapan mereka yang melambangkan Allah Swt sebagai patung, bintang, malaikat, dan orang-orang saleh yang telah mati. Padahal Allah Swt tidak boleh dan tidak dapat untuk dilambangkan dengan apapun. Oleh karena itu apa yang mereka sembah sama dengan perbuatan musyrik
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna zulfa, tafsir maudhu’i, al-maraghi. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | perpus perpus perpus |
Date Deposited: | 04 Aug 2016 02:48 |
Last Modified: | 04 Aug 2016 02:48 |
URI: | http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/755 |
Actions (login required)
View Item |