TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK NATING DI DESA TEBAT BARU ULU KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTA PAGARALAM.[SKRIPSI]

NOVIANI, WINDA (2017) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK NATING DI DESA TEBAT BARU ULU KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTA PAGARALAM.[SKRIPSI]. Diploma thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
WINDA NOVIANI.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://perpus.radenfatah.ac.id

Abstract

Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang, hanya saja dalam gadai ada barang yang dijadikan sebagai jaminan utang. Pelaksanaan gadai yang terjadi di RW 02 Desa Tebat Baru Ulu Kecamatan Pagaralam Selatan yang biasanya dikenal dengan kata Nating ini biasa terjadi karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak seperti membayar biaya rumah sakit, biaya sekolah anak, mengadakan acara pernikahan dan lain sebagainya. Menatingkan dilakukan masyarakat agar barang yang dimiliki tersebut tidak di jual dan suatu saat jika telah melunasi hutangnya maka barang tersebut bisa di ambil kembali dari pemegang gadai. Adapun yang menjadi objek Nating adalah rumah, sawah, kebun, handphone, motor, dan barang berharga lainnya. Dalam transaksi ini prosesnya mudah dan cepat Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana praktik nating di Desa Tebat Baru Ulu dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap praktik nating di Desa Tebat Baru Ulu. Jenis penelitian yang digunakan yaitu field research (penelitian lapangan), jenis sampel yang digunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan seluruh data yang ada pada pokok-pokok masalah secara tegas dan sejelas-jelasnya. Dari penelitian yang telah penulis lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa nating yang di lakukan di RW 02 Desa Tebat Baru Ulu berdasarkan adat dan kebiasaan masyarakat setempat, terdapat dua jenis barang yang di tatingkan yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak, adapun ketentuan dalam menatingkan barang bergerak seperti motor, handphone dan lain sebagainya antara lain, akad dilakukan secara lisan dan terdapat bunga pada saat pelunasan utang, sedangkan di dalam menatingkan barang tidak bergerak seperti rumah, tanah, dan sawah, akad di lakukan secara tertulis dan tidak ada bunga pada saat pelunasan utang. Dalam transaksi ini terdapat waktu jatuh tempo, tetapi jika pihak yang menatingkan belum bisa melunasi hutangnya maka akan di perpanjang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dan pihak penerima tetap boleh memanfaatkan barang yang di tatingkan tersebut. Praktik nating yang di lakukan di Desa Tebat Baru Ulu ini tidak sesuai dengan syari‟at Islam, karena terdapat unsur riba dan dzhalim karena terdapat bunga, pemanfaatan barang yang ditatingkan dan perpanjangan waktu sedangkan di dalam Islam tidak di perkenankan untuk mengambil tambahan dari utang atau bunga, menindas orang miskin, memakan harta sesama muslim, dan tidak boleh mensyaratkan sesuatu di masa yang akan datang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Depositing User: perpus perpus perpus
Date Deposited: 31 Jul 2017 03:11
Last Modified: 31 Jul 2017 03:11
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/1139

Actions (login required)

View Item View Item