Hukum Istihalah Produk Makanan Yang Berunsurkan Najis Menurut Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i

ZARITH AMMIRUL BIN ABD JALIL, Zarith (2018) Hukum Istihalah Produk Makanan Yang Berunsurkan Najis Menurut Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i. Diploma thesis, UIN Raden Fatah Palembang.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI DISATUKAN-LAST.pdf

Download (932kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bahgian depan print 1-LAST PDF.pdf

Download (725kB) | Preview

Abstract

Hal berkaitan produk makanan masa kini memerlukan penentuan terhadap status halal dan haram yang lebih jelas. Hal ini karena produk yang dihasilkan selari dengan perkembangan sains dan teknologi. Adakalanya ia melibatkan penggunaan bahan seperti gelatin, enzim, pewarna dan penstabil yang berunsurkan najis. Dalam perbendaharaan Islam, istihalah merupakan salah satu kaidah alternatif penentuan hukum khususnya terhadap penghasilan produk makanan. Kaidah istihalah atau biasa disebut dalam bahasa yang mudah sebagai perubahan atau transformasi, yaitu perubahan dari sifat yang najis kepada suci atau sebaliknya ini, bukanlah sesuatu yang baru dalam fiqh, sebaliknya ia telah dibincangkan oleh para ulama’ klasik dalam karya-karya mereka yang terdahulu secara umum, misalnya dalam bab taharah dan al-at`imah wa al-asyribah. Cuma penggunaan istilah ini sebagai satu terminologi yang bersifat teknikal dalam fiqh yang hanya mula digunakan oleh para ulama’ era kontemporer sebagai penentuan hukum. Adapun kertas kerja ini menfokuskan pandangan Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i dalam aplikasi istihalah dalam produk makanan yang berunsurkan najis. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan(Library Research), yaitu membuat penelitian dari buku, literature-literature dan tulisan yang berkait langsung daripada kedua-dua mazhab mengenai konsep istihalah. Seterusnya, dibahas dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menyajikan pandangan dan data-data yang dipegang kedua-dua mazhab dan metode komperatif yaitu perbandingan dari kedua pendapat dan selanjutnya diambil kesimpulan dengan menanggapi pandangan yang rasional dengan realiti semasa. Hasil penelitian mendapati Mazhab Hanafi merealisasikan teori istihalah dalam skop yang lebih umum dengan menyatakan teori ini sebagai salah satu proses yang boleh mengubah sesuatu benda najis kepada sesuatu yang suci sama ada terjadi secara semula jadi ataupun tidak. Adapun Mazhab Syafi’i menyempitkan realisasi teori istihalah ini kepada kondisi tertentu saja.Secara objektifnya, didapati bahawa pandangan dari kalangan ulama’ Mazhab Hanafi lebih relevan untuk diaplikasikan dan sesuai dengan realiti semasa. Rasionalnya, pandangan ini selaras dengan perkembangan sains dan teknologi yang pesat berasaskan analisis makmal yang lebih tepat dan berkesan. Tuntasnya,pelbagai kajian serta penelitian perlu dilakukan berikutan dengan fenomena yang timbul dalam berbagai isu baru khususnya dalam penghasilan makanan yang melibatkan umat Islam keseluruhannya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z665 Library Science. Information Science
Depositing User: Fakultas Syariah Hukum
Date Deposited: 14 Feb 2019 08:03
Last Modified: 14 Feb 2019 08:03
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/2838

Actions (login required)

View Item View Item