“ISTIQOMAH DALAM AL-QURAN” (STUDI KOMPARATIF TERHADAP TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN DAN TAFSIR NUR AL-IHSAN)

HAFIZUDDIN BIN SHAM SHUL BAHRI, NIM. 1690304001 (2019) “ISTIQOMAH DALAM AL-QURAN” (STUDI KOMPARATIF TERHADAP TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN DAN TAFSIR NUR AL-IHSAN). Diploma thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (823kB)
[img] Text
Halaman Judul.pdf

Download (3MB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (276kB)
[img] Text
Lampiran.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://perpustakaan.ac.id

Abstract

Al-Qur’an merupakan mukjizat yang paling besar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi petunjuk kepada seluruh ummat manusia. Oleh karena itu manusia tidak akan sesat jika memegang teguh kepada Al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi SAW. Adapun tulisan ini akan terarah kepada satu kata yang terdapat dalam Al-Qur’an yaitu istiqomah. Istiqomah merupakan sifat mulia dan terpuji, sesuai dengan artinya teguh dan konsukuen dalam mengtauhidkan Allah SWT yaitu dengan beriman kepada-Nya serta bertaqwa kepada-Nya. Kata istiqomah dalam Al-Qur’an terdapat pada beberapa ayat dan surat, seperti yang tercatat dalam Mu’jam al-Mufahrasy Li al-Fadz Al-Qur’an, kata istiqomah mempunyai sepuluh kata di sembilan surat dan di delapan ayat. Maka ayat-ayat ini menjadi dalil bahwa istiqomah mempunyai peran dalam sisi kehidupan yang perlu ada pada setiap yang bergelar Muslim. Penelitian ini adalah sebuah penelitian library research (Penelitian Kepustakaan) yang menggunakan dua buah tafsir, yaitu Tafsir Fi Zhilalil Quran karangan Sayyid Qutb dan juga Tafsir Nur Al-Ihsan karangan Muhammad Said yang merupakan mufassir dari Malaysia. Penelitian ini menggunakan cara menganalisis dengan menggunakan metode komparatif, yaitu dengan membandingkan penafsiran antara dua tokoh mufassir tentang kata istiqomah dalam Al-Qur’an. Sistematika penelitian ini diawali dengan memaparkan secara umum tentang kata istiqomah, seterusnya dijelaskan tentang dua kitab tafsir yang akan di bandingkan, kemudian di analisis kata istiqomah tersebut menurut kedua-dua tafsir. xxiv Bertitik tolak dari analisis yang dibuat, dapatlah diketahui, bahwa kedua tafsir ini sama-sama menafsirkan istiqomah sebagai satu sifat yang berarti keteguhan dan ketetapan dalam mengtauhidkan Allah dengan beriman kepada-Nya semata-mata, serta bertaqwa kepada Allah dengan membuat apa yang disuruh dan meninggalkan apa yang dilarang. Adapun perbedaannya bagi Sayyid Qutb istiqomah mewujudkan unsur pengendalian emosi kemanusian yang dapat berubah-ubah setiap saat dan hilangnya rasa takut kepada selain Allah SWT. Demikianlah hal yang berbeda yang dapat terlihat pada Tafsir Fi Zhilalil Qur’an yang ditulis di masa yang tidak stabil yang membuatnya berbeda dengan kondisi saat Muhammad Said menulis Tafsir Nur Al-Ihsan di lingkungan istana yang tidak ada pergolakan seperti yang dihadapi oleh Sayyid Qutb. Kemudiannya, perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada uraian tafsir, yang mana Tafsir Fi Zhilalil Qur’an dilihat lebih panjang uraian tafsirnya dan lebih teratur serta sistematis dalam penulisannya jika dibandingkan dengan Tafsir Nur Al-Ihsan yang agak sedikit uraian tafsirnya dan juga kurang sistematis dalam penulisan tafsirnya yang dapat menyebabkan kesukaran bagi setengah pembacanya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Depositing User: perpus perpus perpus
Date Deposited: 27 May 2019 03:32
Last Modified: 27 May 2019 03:32
URI: http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/4016

Actions (login required)

View Item View Item